Entah kenapa akhir-akhir ini sering mengalami perjalanan yang serba mendadak dan tidak pernah direncanakan sebelumnya. Temen-temen bilang kalau ini perjalan, biasa disebut MTB atau Mendadak Touring Club. Yah, dengan uang pas-pasan, kendaraan seadanya, dan bekal seadanya. Hanya beberapa bungkus rokok dan 2 botol air mineral 1500 ml.
Berawal dari seorang teman yang menanyakan "lw punya duit berapa?" dan
berujung pada pertanyaan "Woi lw di mana?, ayo kita berangkat
sekarang!". Padahal jam sudah menunjukkan sekitar pukul 00.00 WIB. Malam
itu juga gw memutuskan pergi bersama sodara-sodara seperjuangan waktu
di bangku kuliah untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan di
Pangandaran.
Pangandaran memang tempat yang tak pernah sepi oleh pengunjung, tiba jam
tujuh pagi salah satu teman bernegosiasi menyewa sebuah penginapan
untuk sehari semalam. Kebetulan Obet 'nama samaran' memang sudah sering
bermalam di tempat ibu ini ketika berkunjung ke Pangandaran. Sebuah
penginapan termurah dengan harga 100 ribu lengkap dengan fasilitas 2
kamar tidur, 2 kamar mandi, dan ruang TV, ditambah kipas angin di
masing-masing ruangan. Bisa semurah itu karena memang kita berempat gw,
Obet, Jabluk, dan Bacul datang di saat hari biasa, bukan hari libur.
Tidur beberapa jam dan bangun sekitar jam 10 siang, setelah rapi
akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke sebuah wisata air di desa
Citumang. Sebenernya gw yang paling pingin datang ke sini karena dengar
cerita Obet yang memang pernah datang ke sini sebelumnya. Sedikit kecewa
sebetulnya, karena tarif untuk bisa merasakan bermain di mata air Goa
ini cukup meningkat drastis dibandingkan ketika Obet pertama kali datang
ke sana. Tadinya tarif hanya dikenakan 10.000IDR untuk penyewaan
pelampung/orang dan 20000IDR untuk guide, tapi sekarang sudah naik
menjadi 75000IDR/orang.Siang itu kami puas bermain air di Citumang "Baca
Pangandaran Chapter I". Setelah puas bermain air, kami langsung pulang
ke tempat penginapan cepecebu "Seratus Ribu Rupiah" untuk beristirahat.
Malam harinya kami pun bersiap-siap untuk beraksi kembali, kebetulan semua perut dari kami mengeluarkan nada laras salendro secara beriringan, minta diisi makanan. Setelah isya, kami pergi keluar mencari-cari perental sepeda yang masih aktif, setelah dicari-cari akhirnya kami mendapatkan satu buah sepeda single buat gw, dan satu buah sepeda tandem tiga untuk si gendut, si gondrong, dan si botak. kenapa saya pilih sepeda single, karena saya kapok naik sepeda tandem yang susahnya Naudzubillah buat dikendalikan klo kita gak kompak. Biaya yang dikeluarkan untuk naik sepeda sekitar 25000 IDR untuk dua sepeda itu.
Waktunya cari makan kawannnnn,berawal mula seperti ini....
dan berakhir seperti ini...
Setelah makan kenyang, buang kalori lagi dengan bersepeda. Tiba-tiba di jalan menemukan ini, Jreng...Jreng...
Sekawanan Rusa yang tampak kelaparan pura, sepertinya mereka keluar dari area Taman Nasional Pangandaran. Hmmmm.....
Malam harinya kami pun bersiap-siap untuk beraksi kembali, kebetulan semua perut dari kami mengeluarkan nada laras salendro secara beriringan, minta diisi makanan. Setelah isya, kami pergi keluar mencari-cari perental sepeda yang masih aktif, setelah dicari-cari akhirnya kami mendapatkan satu buah sepeda single buat gw, dan satu buah sepeda tandem tiga untuk si gendut, si gondrong, dan si botak. kenapa saya pilih sepeda single, karena saya kapok naik sepeda tandem yang susahnya Naudzubillah buat dikendalikan klo kita gak kompak. Biaya yang dikeluarkan untuk naik sepeda sekitar 25000 IDR untuk dua sepeda itu.
Waktunya cari makan kawannnnn,berawal mula seperti ini....
dan berakhir seperti ini...
Setelah makan kenyang, buang kalori lagi dengan bersepeda. Tiba-tiba di jalan menemukan ini, Jreng...Jreng...
Sekawanan Rusa yang tampak kelaparan pura, sepertinya mereka keluar dari area Taman Nasional Pangandaran. Hmmmm.....
No comments:
Post a Comment