Berbicara mengenai urban farming, gaya
lain dari bertani semacam ini di saat sekarang semakin ngetrend. Tapi
sebetulnya apa itu urban farming?
Urban Farming/Urban Agriculture secara singkat dapat diartikan
sebagai usaha menumbuhkan tanaman atau memilihara hewan ternak di area
perkotaan (Resource Centres on Urban Agriculture and Food Security,
2013). Lebih terperinci lagi urban farming adalah Rantai
industri yang memproduksi, memproses dan menjual makanan dan energi
untuk memenuhi kebutuhan konsumen kota. Semua kegiatan dilakukan dengan
metoda using dan re-using sumber alam dan limbah perkotaan (Balkey M.).
Semakin sempitnya lahan pertanian, akibat dari konversi lahan pertanian
menjadi lahan non-pertanian (perumahan, industrialisasi, gedung
perkantoran) setidaknya akan menyebabkan berkurangnya pasokan bahan
pangan dan meningkatnya harga bahan pangan di daerah perkotaan.
Pembahasan di atas memang agak serius, kali ini kita ganti gaya bahasa
dalam tulisan.
Nah ngomong-ngomong soal urban farming nih, ingat
waktu pergi nemenin mamih ke pasar pas beli bumbu dapur agak kaget juga
denger harga cabai rawit yang pedesnya minta ampun atau cabai
setan/jablay harga per kilo-nya sampai Rp. 50.000, etdahhhh mending gw
jadi tukan dagang deh. Ketika mengingat kembali kejadian itu, akhirnya
terpikir untuk melakukan urban farming gaya sendiri. Awalnya nyokap suka
iseng-iseng tabur-tabur biji cabai yang udah busuk secara sembarang,
padahal tanah itu sudah ada tanaman lain. Lalu kenapa ga gue coba
pindahin ke pot baru. Alhamdulillah si tanaman tumbuh subur, tampaknya
ini pohon cabai merah besar, lama kelamaan pohon ini pun menghasilkan
bunga dan buah. Beberapa bulan kemudian, pohon ini semakin membuat gue
tersenyum kegirangan.
Lumayan kan buat stock bumbu dapur, hehehe. Baru di ambil tiga
buah, sisanya menyusul karena belum berubah jadi ranger merah, masih
ranger hijau :). Ilmu yang gue dapet selama menempuh pendidikan
pertanian ternyata gak sia-sia dan bisa diaplikasikan. Berharap punya
lahan pertanian nantinya, Aamiin....
Halaman rumah tidak harus luas untuk melakukan hal yang berguna
ini. Penggunaan pot pun bisa digunakan bukan hanya untuk tanaman cabai
tapi bisa untuk tanaman sayuran lainnya, seperti pakcoy atau tomat
(tinggal nunggu masa panen). Jadi tidak ada salahnya untuk mencoba, gaya
berkebun yang satu ini. Supaya lebih jelas lagi mengenai manfaat urban
farming secara global dan sesungguhnya, nih dia...
- Urban Farming memberikan kontribusi penyelamatan lingkungan dengan pengelolaan sampah Reuse dan Recycle
- Membantu menciptakan kota yang bersih dengan pelaksaan 3 R (reuse, reduse, recycle) untuk pengelolaan sampah kota.
- Dapat menghasilkan O2 dan meningkatkan kualitas lingkungan kota
- Meningkatkan Estetika Kota
- Mengurangi biaya dengan penghematan biaya transportasi dan pengemasan
- Bahan pangan lebih segar pada saat sampai ke konsumen yang merupakan orang kota
- Menjadi penghasilan tambahan penduduk kota.
- Memanfaatkan lahan tidur dan lahan kritis,
- Memanfaatkan Ruang Terbuka Hijau (Privat dan Publik)
- mengoptimalkan kebun sekitar rumah,
- menggunakan ruang (verticultur).
No comments:
Post a Comment