Mmm, berhubung gue doyan makan jadi kali ini gue bakal bahas mie fenomenal ini. Nama Kedainya WHO not siapa. tapi WHO a.k.a Waroeng Hotplate Odon.
WHO cabang Ciomas, Bogor. Slogannya aja "Cadas Bringas Bengis Mamen" Dok. Triya
Kalau dari judul sih kesannya agak lebay, tapi begitulah yang ada di
pikiran gue saat menikmati sensasi pedasnya mie buatan koki handal di kedai ini, bener-bener H.O.T !!
dari level 0 sampai level gak ketulungan pedesnya (entah itu level berapa, kayaknya sih level 5). Dari segi penampilan aja si mie udah nantangin dimakan
pedesnya gak ketulungan
Rata-rata menu di sini memang menawarkan kepedasan (kayaknya pake cabe janda bengsrat :D), bagi yang suka ceker dan suka pedes pasti nagih kalau nyobain menu cekernya. Kalau ngerasa kepedasan gw saranin lo buat pesen es kelapa fantasi, seenggaknya ini bisa ngedinginin kepala lw yang kepanasan dan ngilangin rasa pedes di mulut lo. Pisang bakar keju karamelnya juga Mmmmm Lekker...
Sebagai pelanggan yang makan di sini untuk kedua kalinya gue merasa pelayanannya jitu, cepet lah gak bikin nunggu lama. tempatnya enak buat kongkow pulak. So W.H.O dapet predikat recomended dari gue.
Kesan: Makanan di sini bikin cireumbay, ngesang sekaligus ingusan. hehehe
Sekarang
kalau ngeliat apa-apa yang kurang mengenakan berasa pingin comment mulu, bukan
hari ini aja sih manusia, dengan menggendong sebuah tas carrier
penuh bak sesorang yang hendak naik gunung atau semacamnya. Dia asik memakan
sejenis jajanan anak-anak serupa mie kremes dengan kemasan plastik. Setelah
habis memakan isi si kemasan, dan pluk.. dia dengan seenak jiwa membuang sampah
plastik tidak pada tempatnya tanpa berperikelingkungan. Andaikan saya ingat
untuk meng-capture kejadian itu, saya akan pampangkan secara nyata orang
tersebut pada blog ini. Banyak anak-anak
muda di zaman sekarang yang sok keren berlagak seperti pecinta alam sejati,
tapi nyatanya mereka tidak memahami makna sebenarnya dengan mengatasnamakan
dirinya sebagai pecinta alam.
Walaupun bukan sebagai pecinta alam ya minimal
jika dengan berpakaian seperti itu tau diri, dari kecil ampe sekarang juga
dimana-mana kalau buang sampah ga sembarang. Kejadian ini terjadi di depan mata gw. Salahnya gw juga sih
gak negur secara langsung.
Nahhh...sekarang booming lagi yang namanya CPNS. Ada
beberapa hal yang menggilitik saya, membuat saya terheran-heran, dan
membuat saya merasa khawatir terhadap peserta UJIAN CPNS. Mungkin ini
terjadi berulang-ulang dari tahun ke tahun semenjak adanya ujian CPNS.
Bagaimana tidak jika soal-soal seperti ini memang tercantum dalam soal
ujian. Bukan masalah soal sebetulnya, tapi ini berkaitan kepada
perhitungan pada saat passing grade. Bagaimana bisa soal-soal seperti A,
jawabannya seperti B,C,atau yg lainnya.
Dibawah
ini ada beberapa soal dengan jawaban yang menjerumuskan dan tidak habis
pikir yang saya dapat dari beberapa sumber soal prediksi tes CPNS 2013.
1. Jika x = -(3)6
maka:
a a. x>y
b.x
c c. x=y
d d. x
dan y tidak bisa ditentukan
e e.xy
Pada kunci jawaban tercantum B sebagai jawaban yang benar.
2. Jika a=2 b=-2 x=(a-b)2
maka:
a. x>y
b. x
c. x=y
d. x dan y tidak bida ditentukan
e.2x<2y p="">
Pada kunci jawaban tercantum C sebagai jawaban yang benar.
Ya, bagi orang-orang yang merasa pintar atau memang pintar
silahkan berdiskusi atau mencoba menjawab pertanyaan ini sendiri.
Bagaimana bisa jawabannya seperti itu, karena saya ini orang yang masih perlu
belajar banyak. Tolong dipost jawabannya di kolom komentar. Ini hanya sebagian kecil dari beberapa contoh soal yang menurut
saya menjerumuskan (saya pribadi). Pada soal-soal TKD lainnya pun yang saya
gunakan sebagai bahan acuan dan bahan latihan, beberapa soalnya memiliki
tipe-tipe seperti ini yakni menjebak dan menjerumuskan. Tidak hanya pada soal
logika angka, dalam test persamaan atau lawan kata pun ada. Membuat saya
semakin khawatir pada diri saya sendiri. Bisa-bisa banyak yang gagal karena
soal-soal seperti ini. Bukan hanya soal yang membuat peserta khawatir, tapi
juga jumlah quota yang tersedia jika dibandingkan dengan jumlah pelamar yang sangat
tidak seimbang, bahkan jauh dari berbanding lurus. Bayangkan quota yang
tersedia pada salah satu Instansi misalkan hanya 250 dengan Jumlah pelamar
hampir 39000. Lalu sisanya akan berakhir pada jurang yang sama. Saya pribadi
berharap agar pihak yang menangani proses penerimaan CPNS 2014 makin baik, tidak berat sebelah, berlaku adil dan oknum-oknum yang
merugikan pun di basmi setuntas-tuntasnya hingga ke akar-akarnya. Jangan salahkan
seseorang sepenuhnya karena korupsi jika dari awal kita juga yang memberikan
mereka kesempatan untuk melakukan korupsi *lho kok berat banget ya bahasannya jadi malah
ke sini :D*.
Indonesia
merupakan Negeri yang sangat subur, siapa pun tahu itu. Pernah dengar lagu yang
syairnya seperti ini?
“Orang
bilang tanah kita tanah surga,
“Tongkat, kayu, dan batu jadi tanaman……”
Syair
tersebut bukan hanya sebatas karangan atau celotehan ringan belaka.Ya!Tanah Indonesiadari Sabang hingga Merauke tersimpan
keindahan alam, budaya dan kearifan lokal yang memiliki ciri khas tersendiri salah satunya RAJA AMPAT (RA). Raja Ampat merupakan bagian dari the great treasure yang dimiliki
Indonesia bahkan Raja Ampat terkenal sebagai destinasi wisata terindah di jagat
wisata dunia hingga mendapat
predikat The Hidden Paradise (Surga
tersembunyi) atau Paradise on Earth
(Surga Dunia).
Terletak
di Indonesia bagian Timur, sebelah
Barat pulau Papua. Secara geografis Kepulauan Raja
Ampat berada pada 01o15’ LU – 2o15’ LS dan 129o10’
– 121o10’ BT dengan luas wilayahnya 46.000 km2 terdiri dari wilayah
lautnya 40.000 km2 dan luas daratannya 6.000 km2. Pada akhir tahun
2003, Raja Ampat dideklarasikan sebagai kabupaten baru, berdasarkan UU No. 26
tentang Pembentukan Kabupaten Sarmi, Kabupaten Kerom, Kabupaten Sorong Selatan,
dan Kabupaten Raja Ampat, tanggal 3 Mei tahun 2002. Kabupaten Raja Ampat terdiri dari
kurang lebih 610 pulau yang memiliki panjang total tepi pantai 753 km dengan 34 pulau
yang berpenghuni(COREMAP,
2005).
dok. Awwal dalam buku Beautiful Raja Ampat
Di Raja ampat terdapat tiga suku utama yaitu, suku Ma’ya yang
banyak menempati kawasan di pulau Waigeo,
suku Matbat yang hidup di pulau Misool, dan suku Kalanafat yang sebagian
tinggal di pulau Misool dan menempati pulau kecil lainnya di sekeliling pulau
Misool, dan sub suku lainnya yaitu Beteuw yang tinggal di Waigeo, Batanta,
Salawati dan beberapa pulau kecil yang mengelilingi pulau-pulau besar di Raja
Ampat. Sedikitnya ada 17 sub sukuyang
menempati pulau-pulau di Raja Ampat.
Gugusan kepulauan yang berada di
kawasan Vogelkop (Kepala Burung) pulau Papua ini merupakan bagian dari jantung atau
pusat segitiga terumbu karang (Heart of
coral Triangle). Mengapa
area ini dinamai heart of coral triangle? ini dikarenakan area ini memiliki keanaekaragaman terumbu karang tertinggi
di dunia (Donnelly
et al.,2003; McKenna
et al.,2002 dikutip dari Pitcher, Tonny J. et al., 2007). Terdapat sedikitnya 1.320 jenis ikan yang mendiami 553
jenis terumbu karang, atau sekitar 75% dari semua jenis terumbukarang yang ada di dunia (Halim
and Mous, 2006). Belum lagi
ditambah 41 jenis terumbu karang lunak (soft coral) yang membuat ekosistem laut
RA semakin beragam. Laut Raja Ampat juga dihuni oleh penyu, ubur-ubur, siput
laut, kuda laut mini, lobster, teripang danbiota laut lainnya.Hutan
mangrove dan rumput lautnya pun beragam. Short et al., (2007) mencatat ada 12 hingga 15 jenis mangrove di daerah ini. Banyak bukan? Coba bayangkan, betapa cantiknya jika saya atau
kalian bisa menyelami kedalaman laut Raja Ampat, memandangi karst yang indah dan berdiri kokoh atau
mengeksplorasi hutan mangrove dan pantainya. Tapi sebelum berkhayal menuju
kesana mari kita ketahui sedikit cerita mengenai peradaban Raja Ampat..
Setiap wilayah
pasti memiliki legenda rakyat tersendiri mengenai asal-usul wilayahnya atau
kebudayaannya, begitu juga Raja Ampat. Konon di Teluk
Kabui Kampung Wawiyai ada sepasang suami istri pergi ke hutan (sebagai perambah
hutan) untuk mencari makanan, ketika mereka tiba di tepi Sungai Waikeo (Wai
artinya air, kew artinya teluk) mereka menemukan tujuh butir telur naga.
Ketujuh telur tersebut
disimpan dalam noken dan dibawa pulang, sesampainya di rumah
telur-telur tersebut disimpan dalam kamar.Ketika malam
hari mereka mendengar suara bisik-bisik, betapa kagetnya mereka ketika mereka
melihat di dalam kamar ternyata ke-lima butir telur telah menetas berwujud
empat anak laki-laki dan satu anak perempuan, semuanya berpakaian halus seperti
menunjukkan bahwa mereka adalah keturunan raja. Diketahui bahwa masing-masing
anak bernama :
War menjadi Raja di Waigeo.
Betani menjadi Raja di Salawati.
Dohar menjadi Raja di Lilinta (Misool)
Mohamad menjadi Raja di Waigama (Batanta)
Sedangkan anak yang perempuan
(bernama Pintolee), pada suatu ketika anak perempuan tersebut diketahui
sedang hamil dan oleh kakak-kakaknya Pintolee diletakkan dalam kulit
bia (kerang) besar kemudian dihanyutkan hingga terdampar di Pulau Numfor.
Satu telur lagi tidak menetas dan menjadi batu yang diberi namaKapatnai dan diperlakukan sebagai raja, setiap
tahunnya batu ini dimandikan
dan air mandinya disiramkan kepada masyarakat sebagai babtisan untuk Suku
Kawe(Korneles
Mambrasar, dikutip dari Raja Ampat|Last Paradise). Legendalain
menyebutkan bahwa ada sepasang suami istri yang tinggal diWaigeo
yang suaminya Gurabesi.Gurabesi
sendiri adalah raja atau Kolano yang merupakan utusan Sultan untuk berkuasa di
suatu pulau sebagai hadiah atas keberhasilannya menumpas musuh Tidore. Sang
Kolano kelak memiliki empat orang anak lelaki yang kemudian memimpin dan
menjadi raja di pulau-pulau Papua, oleh karena itu disebut sebagai kepulauan
Raja Ampat. Menarik
bukan?
Sebenarnya jika ditinjau dari sisi sejarah, Kepulauan Raja Ampat di
abad ke 15 merupakan bagian dari kekuasaan Kesultanan Tidore, sebuah kerajaan
besar yang berpusat di Kepulauan Maluku. Pada tahun 1453 Sultan Tidore yang ke 10,
Ibnu Mansur bersama Sangaji Patani Sahmardan dan Kapitan Waigeo bernama Kapitan
Gurabesi memimpin sebuah ekspedisi besar yang melewati wilayah patani Gebe dan
Waigeo. Dari ekspedisi ini, tiga wilayah yang meliputi wilayah Raja Ampat atau
Korano Ngaruha, Wilayah Papua Gamsio dan wilayah Mafor Soa Raha berhasil ditaklukkan.
Wilayah Raja Ampat yang ditaklukkan meliputi Kolano Waigeo, Kolano Umwasol (Misool),
dan Kolano Waigama. Sebelum Malaka jatuhke
tangan Portugis,Kesultanan di kawasan Malukusedang dalam puncak kejayaannya.Di
antara kesultananTernate, Tidore, Bacan dan Jailolo, Tidore adalah yang palingmenonjol.
Tak hanya soal faktor geografisnya saja, Tidore dibawah
kepemimpinan Sultan Khairun dan Sultan Baabullahmenjalin kerjasama perdagangan dengan
kawasan Raja Ampat,sehingga menjadikan kedua lokasi ini memiliki kekerabatanyang
kuat.
Awalnya, Wagama dan Misool merupakan bagian dariKesultanan
Bacan, akan tetapi pada abad ke XVII Tidore berhasilmengalahkan
Bacan dan memegang peranan yang cukup kuatdi kawasan bagian barat Papua ini. Begitu pula
dengan cerita rakyat yang berkembang, dimana diceritakan bahwa pada abad XV
Biak telah menjadi wilayah Kesultanan Tidore, dengan mengangkat pejabat daerah
yang bersangkutan dengan sebutan gelar seperti Kapitan, Sangaji, Korano,
Dimara, Mayor dan sebagainya. Gelar yang
hingga kinimasih bisa ditemui sebagai nama marga keluarga-keluarga diKepulauan
Raja Ampat.Untuk menjalankan pemerintahannya, Kesultanan Tidore ini menunjuk 4 orang
Raja lokal untuk berkuasa di pulau Waigeo, Batanta, Salawati dan Misool yang
merupakan 4 pulau terbesar dalam jajaran kepulauan Raja Ampat sampai sekarang
ini. Begitulah awal mula penamaan Raja Ampat diberikan.....
Sejak awal abad
ke-19, para penjelajah dan peneliti Eropa mengarahkan perhatian pada kepulauan yang terletak di perairan kawasan timur Indonesia. Perancis merupakan negara Eropa pertama yangsinggah
di kepulauan tersebut. Antara tahun 1819 sampai 1820,L’Uranie,
sebuah kapal Perancis, tercatat melintas dan melakukanpenelitian
di kawasan bagian barat Papua Nugini dan Raja Ampat(Lourdes et al., 2006).Didalam kapal yang dipimpin Kapten Freycinet itu terdapat duapeneliti
satwa yang bernama Quoy dan Gaimard. Saat kembali ke negaranya pada 1824, mereka membawa 30
spesies ikan laut yang belum diketahui sebelumnya dan berbagai ilustrasi flora
dan fauna yang ditemui yang kemudian penemuan tersebut dipublikasikan kepada
dunia. Salah satu publikasinya adalah bahwa Raja Ampat sedari dulu merupakan
kawasan yang memiliki kekanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi. Hubungan
dagang yang baik dengan berbagai pihak bahkan bangsa Cina (Lourdes et al., 2006).
Setelah
L’Uranie, datang kapal Prancis lainnya bernama CorvetteLa
Coquille yang dinakhodai Kapten Duppery.Kapal yangdatang
pada 1823 itu melanjutkan penelitian yang dilakukanpendahulunya. Lalu dilanjutkan
dengan ekspedisi L’Astrolabe pada tahun 1818-1826. Mata dunia terhadap
Kepulauan Raja Ampat pun semakin terbuka ketika peneliti asal Inggris, Alfred
Russel Wallace datang ke Pulau Waigeo pada 1860. Hasil
penelitian Wallace itu kemudian ditulisdalam bukunya yang terkenal,The
Malay Archipelago yang telahmenginspirasikan Charles Darwin dalam
membuat Teori Evolusi. (Lourdes et al., 2006)
Keindahan keanekaragaman hayati di Kepulauan Raja Ampat
mulai dikenal dunia semenjak beberapa abad silam. Hal ini menyebabkan banyak
orang mencarinya karena tujuan tertentu. Karena
Sumber Daya Alam-nya yang melimpah ini terutama perikanan, banyak kelompok yang
tertarik untuk berinvestasi bahkan mengeksploitasi Raja Ampat. Dalam beberapa
kurun waktu Raja Ampat banyak dikunjungi perahu-perahu nelayan dari berbagai
perusahaan perikanan. Walaupun ini legal tetapi penangkapan ikan dalam jumlah yang
banyak ini juga menarik perahu-perahu nelayan lain sehingga, meningkat dari
tahun ke tahun. Akhirnya penangkapan ikan yang berlebih menjadi masalah utama
di Raja Ampat. Penangkapan illegal pun terjadi di kawasan ini oleh penduduk
lokal maupun luar dengan menggunakan bom dan racun ikan. Kegiatan eksploitasi ini
berpengaruh buruk terhadap ekosistem terumbu karang (Pandolfi et al., 2003) yakni tempat dimana ikan bertelur, berkembang
biak dan hidup.
Berdasarkan data
CRITC report (Baseline RAI) 2001, diketahui bahwa sebagian terumbu
karang Indonesia berada dalam kondisi yang mengkuatirkan. Di Kepulauan Raja
Ampat tutupan karang sekitar pulau, misalnya, Pulau Boo sebesar 35,02%,
Pulau Ayau 51,07%, dan Pulau Batang 40,86%.(
CRITC report. 2001. Base line study Kepulauan Raja Ampat. Coral reef
rehabilitation and Management program. Jakarta.). Bagi masyarakat Raja Ampat,
laut merupakan jantung kehidupan mereka selain berkebun dan berburu namun, sejak
Raja Ampat menjadi semakin terkenal karena keanekaragaman lautnya banyak
masalah yang timbul terhadap ekosistem perairan-nya karena eksploitasi yang
terjadi. Beberapa organisasi non pemerintah baik internasional dan lokal
memulai melakukan konservasi untuk menjaga dan melestarikan keanekaragaman
ekosistem laut Raja Ampat. Beberapa organisasi tersebut adalah TNC (The Nature Conservacy), WWF (World Wild Life Foundation),
dan berbagai stake holders dari pemerintahan dalam negeri.Mereka menetapkan 7 Area di Raja Ampat yang dilindungi
dari aktivitas penangkapan ikan dan aktivitas lainnya yang membahayakan
ekosistem laut atau dikenal dengan
Marine Protected Area (MPA).
Kesadaran pentingnya air dan
tanah akhirnya mendorong warga menciptakan sistem budaya untuk menjaga dan
melestarikan alam di sekelilingnya. Sistem budaya masyarakat Raja Ampat ini
dinamakan “Sasi” dan “Rajaha”. Sasi dan Rajaha bisa diibaratkan sebagai bentuk kearifan
lokal daerah Raja Ampat. Tradisi Sasi sebenarnya lebih dulu dikenal di wilayah
Maluku sejak ratusan tahun lalu yang kemudian menyebar ke wilayah adat di
kawasan Papua yang disebut Petuanan. Petuanan memiliki hak ulayat untuk menguasai
berapa luas wilayah perairan. Masing-masing petuanan menentukan sendiri masa
Sasi diberlakukan. Kapan wilayah perairannya dilarang (ditutup) untuk
penangkapan hasil laut, kapan diperbolehkan (dibuka). Ketentuan itu disepakati
bersama oleh masyarakat kampung yang berada di petuanan tersebut.
Adapun tujuan utamasasi adalah pembatasan ekploitasi sumber daya alam.Upacara sasi biasanya berlangsung selama 1-7 hari. Dalam
upacara ini, diletakkan sebatang pohon yang dihiasi pelbagai ukiran,
potongan-potongan kain, daun-daun yang dianyam menyerupai hewan-hewan laut, dan
buah bakau yang diletakkan di tempat yang akan dilaksanakan sasi. Setelah upacara
selesai, tonggak tanda batas yang sudah diupacarai dipancangkan di lokasi yang
akan disasi.
Perlengkapan
upacara lainnya adalah 7 piring nasi kuning, 7 butir telur, 7 bungkus papeda
berbiji (kawet), tembakau yang digulung dengan daun nipa, pinang siri, dan
kapur masing-masing 7 tempat.
Ada yang tahu kenapa harus 7? Perkiraan saya semuanya ini dihubungkan dengan
legenda rakyat Raja Ampat yaitu kisah 7 telur naga yang kemudian empat
diantaranya menjadi Raja. Semua
perlengkapan ini sebagian dilarung ke laut dan sebagian di bibir pantai sebagai
persembahan.
Sementara, pada saat "rajaha" juga dilakukan
upacara dengan memotong ayam putih kemudian diikat pada lokasi yang
disasi.Untuk mencegah pencurian hobatan yang
berbentuk cairan atau daun-daun yang diisi botol kecil lalu digantungkan pada
tiang kayu di lokasi yang disasi. Hobatan selalu disertai pembacaan mantera. Sepertinya
Rajaha ini yang menjadi perisai untuk daerah yang disasi, jika ada yang
melanggar? hati-hati... bisa saja yang melanggar terkena musibah seperti cacat
seumur hidup atau bahkan nyawa taruhannya, seperti dikutip dari buku Pusaka
Raja Ampat; History and Culture karya Ayu Arman. Selain itu, ada juga pelanggar yang diberi
hukuman langsung seperti harus membayar denda adat, atau dipermalukan dihadapan
umum dengan cara dipasung atau sanksi sosial lainnya.Dengan ketentuan seperti itu masyarakat
menjadi tidak serampangan mengambil hasil laut di wilayahnya, kecuali diwilayah
laut terbuka. Sanksi akan dijatuhkan oleh ketua adat bagi masyarakat yang
melanggar aturan tersebut.
Ada 6 zona
kawasan konservasi lautyang kemudian dibagi lagi menjadi 3 zona peruntukan. Zona
inti, zona pemanfaatan terbatas, dan zona pemanfaatan bebas. Masyarakat
dilarang untuk mengambil ikan di zona inti ini. Zona pemanfaatan terbatas
digunakan sebagai bank ikan dan ekowisata.Wilayah tradisi Sasi ini masuk dalam
zona pemanfaatan bebas. Disinilah peraturan tradisi Sasi diberlakukan
masyarakat adat, dimana waktu panen ikan dan waktu pemeliharaan ikan dan biota
laut lainnya dijadwalkan. Saat
ini hampir seluruh kawasan Raja Ampat telah diberlakukan sasi.Setidaknya,
ada 16 titik yang dalam istilah terkini adalah Kawasan Konservasi Laut Daerah
(KKLD) yang di deklarasikan sejak 2006.Ke-16 titik tersebut
terlarang bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan menangkap ikan atau memanen
hasil laut lainnya, sepertilola, teripang, dan ikan karang.Dalam rangka
mendukung kearifan lokal itu, maka masyarakat kini telah memberlakukan sistem
patroli pengawasan ke wilayah perairan hak ulayat dimana tradisi Sasi
dijalankan. Menurut lembaga perlindungan alam dan kehidupan TNC (The Nature
Conservancy) berdasarkan survey yang mereka lakukan di tahun 2007 hingga 2009
bahwa sekitar 94 persen hasil sumberdaya alam laut di Kabupaten Raja Ampat
telah dijarah oleh nelayan dari luar.
Selain sasi,
masyarakat Raja Ampat juga memiliki kebiasaan menangkap ikan secara
tradisionaldalam rangka konservasi
lingkungan tempat mereka tinggal. Teknik menangkap ikan tersebut dinamai molo, bacigi.
Molo adalah cara menangkap ikan dengan senapan kayusedangkan, bacigi adalah teknik memancing di laut
tanpa menggunakan umpan. Kearifan lokal ternyata bisa lebih “sakti” untuk melindungi
dan melestarikan sumber daya alam, ketimbang peraturan pelarangan yang di
keluarkan pemerintah. Lewat kearifan lokal masyarakat diajak untuk sama-sama
memiliki dan menjaga alam dari kerusakan dan kepunahan.
Ini tangan siapa ya? (dok. Awwal dalam buku Beautiful Raja Ampat)
Ada cerita lain lagi yang menarik. Tahu tebing-tebing
karst yang indah di sekitar Raja Ampat kan?. Begini ceritanya, penduduk lokal
telah menempati tebing-tebing tersebut dari zaman dahulu. Interaksi antara
penduduk lokal dengan tempat tinggalnya memunculkan struktur kebudayaan sosial yang
khusus. Beberapa karst dalam bentuk tertentu seperti ascaves, stalaktit, dan
bahkan tebing karst memiliki nilai sosial bagi penduduk lokal. Nilai-nilai
tersebut berhubungan dengan kegiatan spiritual, kepercayaan dan legenda.
Sebagai contoh yaitu, stalaktit yang berada di teluk Mayalibit. Stalaktit dengan
bentuk genital laki-laki dipercayai sebagai lambang kesuburan. Siapa yang
kesulitan dalam memiliki keturunan, akan memiliki anak di kemudian waktu hanya
dengan menyentuh stalaktit ini. Bukan hanya itu, masih ada kebudayaan lain
seperti relic Papua yang bisa
dijumapai di desa Salpele, gua di teluk Mayalibit yang digunakan sebagai tempat
keramat untuk menyimpan tengkorak, dancerita batu gampingyang
mendatangkan keuntungan bagi sumber perikanan lokal. Lho kok bisa?
Mmmm,, tahu Noken? Ini bukan karst tapi ini tas, itu lho
yang talinya biasanya digantung atau diletakkan di atas kepala. Hasil kerajinan
tangan kebanyakan penduduk Papua yang bermanfaat tentunya. Menariknya Noken terdaftar
sebagai warisan budaya tak benda oleh badan internasional UNESCO. Belum lagi mengenai
ukiran-nya yang amazing, sepertinyaRaja Ampat
menyimpan banyak cerita yang menarik untuk diketahui. Penasaran? Semakin penasaran
kan??
Panorama
karst yang indah, pemandangan,
flora-fauna unik endemik dan nila-nilai sosial ini ternyata menarik
minat
pengunjung dalam negeri dan manca negara lho... Bahkan Sail 2014
dilaksanakan di Raja Ampat untuk menarik wisatawan dari berbagai penjuru
dunia. Ingat jaman di mana saya belum bisa berenang. Saya baru bisa berenang saat kuliah lho, saya menyesal kenapa tidak dari dulu saya tahu betapa amazing-nyapemandangan bawah laut di Indonesia, saya pasti memilih kejuruan lain yang berhubungan dengan biodiversitas biota laut saat kuliah hehe. supaya saya sering menyelam begitu.... Banyak yang bisa dieksplorasi
di Raja Ampat, konon katanya di salah satu spot penyelaman terdapat pesawat
karam bekas peninggalan perang dunia II ? Menantang? yuk kita menyelam....
Anonim. Appendix C Social situation and history Anonim. 2013.Raja
Ampat, ditengah Budaya dan Kearifan Lokal.
Agostini et al. 2012. Achieving Fisheries and Conservation
Objectives within Marine Protecte Areas: Zoning the Raja Ampat Network.
Indo – Pacific Division. Indonesia Report No. 2/12.of the Raja Ampatarchipelago.
Dhave, danang. 2014. Sasi, Konservasi
Tradisional di Raja Ampat.
Hoeksema et al. 2008. Cryptic Marine
Biota Of The Raja Ampat Island Group. Preliminary results of the
LIPI – Naturalis expedition to Raja Ampat, Papua, Indonesia.
Palomares, Maria Lourdes D. and Johanna J. Heymans. 2006. Historical ecology of the Raja Ampat Archipelago, Papua
Province, Indonesia. The Fisheries Centre, University of British Columbia, 2202 Main Mall Vancouver, B.C., Canada, V6T1Z4.ISSN 1198-6727. 64.
Pitcher, Tonny J. et al. 2007. Ecological
And Economic Analyses Of Marine Ecosystem In The Bird’s Head Seascape, Papua,
Indonesia : I. The Fisheries Centre, University of Birtish Columbia, 2202 Main Mall Vancouver, B.C., Canada, V6T1Z4. ISSN 1198–6727. 184 p.
QM. 2012. Kekayaan Biodiversitas Laut Raja ampat. Buletin Konservasi
Biodiversitas Raja Ampat. LaboratoriumPerikanan,
Jurusan Perikanan, Fakultas
Peternakan Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Negeri Papua, Jl Gunung Salju Amban Manokwari. Papua Barat 98314.
Setiawan, F. Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Laut Kepulauan Raja Ampat
Secara Terpadu dan Berkelanjutan. Universitas Padjadjaran.
Suraji, Djangkaru, R., Muljadi Pinneng S., Awwal Sugih
H.P. Beautiful Raja Ampat.