Monday, 15 December 2014

Pantang Menyerah (Strawberry)

    Setelah dua kali gagal menumbuhkan strawberry, gw masih tetep penasaran sama yang namanya nanem strawberry dari biji. Biji strawberry yang harganya super mahal yang kata pedagannya import dari korea, yang udah mendekam selama hampir satu tahun akhirnya berani gw keluarkan dan gw tanem semuanya. Ada perasaan sayang juga sih, soalnya kalau gagal lagi, sia-sialah gw membeli strawberry yang mahal itu kalau bijinya gak tumbuh. Jadi gw perlu kehatia-hatian tingkat tinggi, perhatian ekstra dan semua persiapan penanaman harus disediain gak asal-asalan.
    Awal penanaman gagal karena gw suka lupa yiram, biji berhasil berkecamabah tapi pertumbuhan gak sampai menghasilkan daun pertama. cuma nongol kotiledon habis itu udah mati kekeringan.
     Penanaman kedua gw coba di wadah yang mampu menyimpan air, jadi wadahnya gak ada lubang untuk aerasinya. Saat itu gw coba tanam di daerah tapos, sebuah kawasan dengan udara yang cukup dingin. dan menurut gue baik untuk pertumbuhan strawberry. Tapi sayang kali ini gagal lagi. Setelah gue cari tahu, strawberry-nya busuk gegara aerasinya gak bagus, dan terlalu tergenang air. padahal daun pertama udah mulai muncul. 
     Pernah hampir menyerah karena gagal melulu. Tapi dipikir-pikir daripada biji strawberry-nya mengalami deteriorasi dan malah gak kepake. Akhirnya gw memutuskan untuk menanam biji strawberry korea tersebut. Dapet pelajaran setelah menonton salah satu film dokumenter judulnya Begin Japanology-Strawberry. Film dokumenter ini khusus menceritakan perkembangan strawberry di Jepang, dari mulai pengolahan, budidaya, teknologi, dan ternyata dibahas juga pemuliaan tanamannya. Ehehe ini berhubungan donk sama pendidikan waktu gw kuliah. Setelah nonton itu, jadi ngiler buat memajukan pertanian strawberry di Indonesia. Di Jepang banyak varietas-varietas yang di hasilkan, dan setiap varietas disesuaikan dengan region-nya masing-masing. Seperti tociotome hanya banyak di budidayakan di Tochigi, Sachinoka di Nagasaki, Amao di Fukuoka, dan masih banyak lagi. 
     Nyontek dari film ini, ternyata waktu pembibitan mereka menggunakan sejenis batuan kerikil berwarna putih. Setelah cari tahu, ternyata itu adalah jenis batuan endapan dari bahan-bahan organik yang dinamakan zeolite, batuan ini juga banyak jenisnya, ada perlite, vermiculite dll. Dan gw mulai mencari, kebetulan di toko pertanian langganan gw, pas gw tanya eh..eh..eh ternyata dijual di sini. Tanpa pikir panjang saya beli-lah batu itu, o ya dari berbagai sumber yang gw baca, batu ini bisa meningkatkan KTK, menyimpan air, menstabilkan suhu media tanam, dan meningkatkan penyimpanan hara supaya penggunaan usur hara bisa optimal dan tidak terbuang karena pengairan. 
Dan setelah di coba jreeng...jreng...ini hasilnya
umur 10-15 hari
umur 20 hari

umur 30 hari
Sekarang mulai menampakkan daun keempat, semoga bisa terus berkembang, berbuah, dan ber-anak pinak. hehehe...
Perkembangan selanjutnya akan terus gw pantau, dan gw update....
Semoga bermanfaat postingannya....:)